Makam
Nyai Bagelen
|
|
|
Gambar Lokasi Makam Bersejarah Nyai
Ageng Bagelen di Purworejo
|
a.Sejarah
Silsilah Nyai Ageng Bagelen
Silsilah Nyai Ageng Bagelen
Nyai Ageng Bagelen
termasuk silsilah dari keturunan Raja Medang Kamulan, atau Medang Gele, atau
Medhang Kawit. Saat itu, Kerajaan Medang Kamulan diperintah oleh Raja Suwelocelo.
Setelah Raja Suwelocelo berusia lanjut, tampuk pimpinan kerajaan dialihkan
kepada putranya yang bernama Raden Jaka Panuhun. Setelah diangkat menjadi raja,
Jaka Panuhun merubah gelar menjadi Prabu Sri Panuhun Wretikandayun, atau Sri
Panuhun 1.
Prabu Sri Panuhun Wretikandayun mempunyai putra bernama Raden Jaka Permana, hasil pernikahan dengan Dewi Srini, putri Ki Buyut Somolangu. Setelah Prabu Sri Panuhun 1 mengundurkan diri karena usia lanjut, tampuk pemerintahan Kerajaan Medhang Gele diganti putranya, Raden Jaka Permana. Setelah diangkat menjadi Raja Medang Kamulan, Raden Jaka Permana merubah gelar menjadi Raja Panuhun 2.
Oleh Raja Panuhun 2, nama kerajaan Medang Kamulan dirubah menjadi Medang Gele, atau Dang Gele, atau lebih populer dengan nama Bagelen. Sri Panuhun 2, beristri seorang putri Raja Sri Sadana dari Kerajaan Jepra., yaitu Dewi Suretno. Hasil pernikahan Sri Panuhun 2 dan dewi Suretno adalah hanya seorang putri saja, yaitu Dewi Roro Wetan. Karena tak ada putra lainnya, maka Dewi Roro Wetan yang menjadi pengganti Raja di kerajaan Medang Gele, atau Bagelen, dimana Dewi Roro Wetan berganti nama menjadi Nyai Ageng Begelen.
Prabu Sri Panuhun Wretikandayun mempunyai putra bernama Raden Jaka Permana, hasil pernikahan dengan Dewi Srini, putri Ki Buyut Somolangu. Setelah Prabu Sri Panuhun 1 mengundurkan diri karena usia lanjut, tampuk pemerintahan Kerajaan Medhang Gele diganti putranya, Raden Jaka Permana. Setelah diangkat menjadi Raja Medang Kamulan, Raden Jaka Permana merubah gelar menjadi Raja Panuhun 2.
Oleh Raja Panuhun 2, nama kerajaan Medang Kamulan dirubah menjadi Medang Gele, atau Dang Gele, atau lebih populer dengan nama Bagelen. Sri Panuhun 2, beristri seorang putri Raja Sri Sadana dari Kerajaan Jepra., yaitu Dewi Suretno. Hasil pernikahan Sri Panuhun 2 dan dewi Suretno adalah hanya seorang putri saja, yaitu Dewi Roro Wetan. Karena tak ada putra lainnya, maka Dewi Roro Wetan yang menjadi pengganti Raja di kerajaan Medang Gele, atau Bagelen, dimana Dewi Roro Wetan berganti nama menjadi Nyai Ageng Begelen.
Pernikahan Nyai Ageng Bagelen.
Setelah usia dewasa, Dewi Roro Wetan atau Nyai Ageng Bagelen menikah dengan Raden Joko Cokropramono, seorang pemuda dari desa Awu-awu Langit. Hasil pernikahan antara dewi Roro Wetan dengan Raden Cokropramono adalah 1 putra laki-laki yang diberi nama Raden Bagus Ghento, dan 2 putri yaitu Dewi Roro Pitrah dan Dewi roro Taker.
Setelah Sri Panuhun 2 berusia lanjut dan mangkat, tampuk kerajaan diganti oleh Dewi Roro Wetan yang kemudian berganti nama menjadi Nyai Ageng Bagelen. Sedangkan suaminya, Raden Cokropramono berganti gelar Ki Ageng Begelen. Kerajaan Bagelen atau Dhang Gele bukanlah sebuah kerajaan besar, namun hanyalah sebuah kerajaan kecil. Kerajaan Bagelen hanya sebagai tanah perdikan, atau tanah yang bebas pajak. Karena, Kerajaan Medang Kamulan sudah dibagi-bagi menjadi beberapa bagian.
Setelah usia dewasa, Dewi Roro Wetan atau Nyai Ageng Bagelen menikah dengan Raden Joko Cokropramono, seorang pemuda dari desa Awu-awu Langit. Hasil pernikahan antara dewi Roro Wetan dengan Raden Cokropramono adalah 1 putra laki-laki yang diberi nama Raden Bagus Ghento, dan 2 putri yaitu Dewi Roro Pitrah dan Dewi roro Taker.
Setelah Sri Panuhun 2 berusia lanjut dan mangkat, tampuk kerajaan diganti oleh Dewi Roro Wetan yang kemudian berganti nama menjadi Nyai Ageng Bagelen. Sedangkan suaminya, Raden Cokropramono berganti gelar Ki Ageng Begelen. Kerajaan Bagelen atau Dhang Gele bukanlah sebuah kerajaan besar, namun hanyalah sebuah kerajaan kecil. Kerajaan Bagelen hanya sebagai tanah perdikan, atau tanah yang bebas pajak. Karena, Kerajaan Medang Kamulan sudah dibagi-bagi menjadi beberapa bagian.
b.Akses dan Peta
Lokasi makam Nyai Ageng Bagelen tak
jauh dari jembatan sungai Bogowonto, hanya berjarak kurang lebih 100 meter.
Jarak dari alun-alun kota Purworejo ke lokasi makam Nyai Ageng Bagelen
kira-kira 15 km ke arah Yogyakarta. Sedangkan dari jalan raya raya menuju
lokasi makam, hanya berjarak kira-kira 100 meter.Untuk mencapai lokasi ini
sangat mudah dan banyak pilihan transportasi.Jika anda dari Yogyakarta dapat
naik kereta dan turun di Stasiun Jenar atau Kutoarjo dengan tiket sekitar
Rp.8.000 setelah itu dapat naik transportasi angkot arah Bagelen dengan tariff
sekitar Rp.5.000 dan anda dapat turun di depan gapura masuk makam.Jika anda
menggunakan Bus dapat turun di Terminal Purworejo dengan tariff sekitar
Rp.30.000 dan kemudian naik angkot jurusan bagelen dengan tariff sekitar
Rp.5.000.Jika menggunakan transportasi pribadi tentunya sangat mudah karena
lokas makam terdapat di seberang jalan arah Jogjakarta.Dan juga untuk memasuki
makam Nyai Bagelen tidak di pungut biaya apapun.
C.Opini dan Himbauan
Kita semua
sebagai generasi muda tentunya harus mengetahui dan mengunjungi tempat tempat
bersejarah terutama di daerah kita sendiri karena mereka adalah orang-orang
yang mempunyai andil besar dalam perkembangan wilayah di Purworejo.Dan perlu
anda tahu bahwa Nyai Bagelen adalah salah satu tokoh penting di masanya dan
merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam kehidupan masyakat Purworejo
hingga saat ini.
sumber:
www.google.com/maps/place/Pesarean+Bagelen


Tidak ada komentar:
Posting Komentar