Kirab Jolenan,acara Budaya
yang Mempersatukan
A.Lokasi
Desa Somongari adalah
suatu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo, +
2 Km ke arah selatan dari Ibu Kota Kecamatan Kaligesing dan merupakan deretan
pegunungan Menoreh yang terkenal dengan penghasilan buah durian, manggis dan
kokosan/langsep.
Desa
tersebut juga mengukir sejarah bangsa yakni seorang pencipta Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya“ Wage Rudolf Soepratman yang lahir di Dukuh Trembelang
Desa Somongari.
B.Sejarah dan Pengertian
Jolenan
adalah sebuah nama upacara merti desa Keba Palawija yang menggunakan
media jolen sebagai wadah atau tempat meletakkannya tumpeng dan ayam panggang.
Jolen itu sendiri semacam keranjang dengan alas atau dasar empat persegi dan
diberi tutup berbentuk piramida. Ledre dan Binggel diikat dan digantungkan pada
ujung sebilah bambu, ditancapkan di sekeliling jolen yang menghiasi. Mengandung
maksud merupakan perwujudan /gambaran bahwa daerah pegunungan Somongari kaya
akan hasil bumi, baik dari hutannya maupun lain-lainnya.
Untuk
memperingati kemenangan Adipati Sanganegara berperang melawan raja makluk
halus, pada setiap hari Selasa Wage pada bulan Sapar tiap dua tahun sekali
dirayakan upacara yang dikenal dengan kegiatan Merti Desa Kebo Palagumantung /
Palawija dan lebih terkenal dengan sebutan Jolenan. Dan upacara selamatan desa
tersebut ditempatkan di halaman Makam Kedono-Kedini dengan menampilkan atraksi
kesenian Tayub dan kesenian lain asal desa Somongari.
Persyaratan
dan kelengkapan yang biasa digunakan sebagai upacara tersebut antara lain:
1. Nasi tumpeng dengan ayam panggang
2. Makanan dari beras ketan/pulut, berupa
- Juadah
- Rengginan, dll
3. Makanan dari ketela pohon, berupa :
- Ledre
- Binggel, dll
4. Wayang golek
5. Pisang agung/raja
6. Tayub/Janggrung
Arti dari persyaratan tersebut antar lain, memaknai
:
1. Nasi tumpeng dan ayam panggang
Mempunyai pengharapan segala cita-cita/maksud dari
dasar sampai setinggi mungkin agar dapat terlaksana dengan baik
2. Makanan dari beras ketan/pulut :
Memberikan gambaran, agar rakyat bersatu padu seia
sekata dalam segala langkah dan cita-cita.
3. Makanan dari ketela pohon ;
- Ledre : melambangkan bahwa daerahnya yang terdiri
dari pegunungan namun hasilnya dapat mencukupi kebutuhan rakyatnya serta dapat
di eksport ke lain daerah.
- Binggelan : dapat digambarkan dengan bermacam-macam
tiruan hasil buah-buahan yang terdapat di daerah tersebut.
4. Wayang golek : melambangkan, agar kita mencari (goleki)
arti/maksud sebenarnya.
5. Pisang agung raja adalah buah pisang yang
dianggap nomor satu/agung dengan harapan dapat mengagungkan/mengangkat desa
tersebut.
Adapun makanan dan perlengkapan selamatan yang
tersebut pada nomor satu sampai dengan nomor lima ditempatkan di suatu tempat
yang disebut “ Jolen ‘.
6. Tayub, melambangkan : di tata supaya guyub dan
diujudkan dengan seorang penari yang menari-nari dengan dikerumuni banyak orang
dengan maksud agar masyarakat selalu rukun mempunyai satu pandangan yaitu
guyub.
Persyaratan yang berupa makanan, sebelum
di-ikrarkan dan dimakan menurut tata cara, diadakan suatu upacara sesuai dengan
adap daerah tersebut. Adapun yang setiap saat dijalankan adalah sebagai berikut
;
1. sebelum saat yang ditentukan (biasanya dimulai
jam 09.00), maka jolen yang diikuti oleh masyarakat dan jenis-jenis kesenian
yang ada, berdatangan ke halaman pepundhen Kedono-Kedini.
Menurut kebiasaan Jolen yang yang diadakan sesuai
dengan banyaknya pedukuhan yang ada. Setiap pedukuhan biasanya mengeluarkan dua
buah jolen, dan secara keseluruhan kurang lebih berjumlah 80-100 buah .
Setiap kesenian yang dikirimkan secara bergantian
dengan grup kesenian yang lain harus mempersembahkan kebolehan grupnya di
halaman makam Kedono-Kedini + 30 menit.
2. Setelah berkumpul di halam Pepundhen
Kedono-Kedini, upacara dimulai dipimpin/diatur oleh kepala desa beserta
perangkat dan panitia lainnya.
3. Kecuali pituah-pituah dari kepala desa, biasanya
diadakan pula sambutan-sambutan dari pejabat kabupaten diantaranya Bupati.
4. Selanjutnya diadakan pawai (arak-arakan) melalui
jalan-jalan di sekeliling tempat upacara atau kampung.
5. Pawai didahului oleh rombongan kepala desa
beserta stafnya, kemudian jolen-jolen dan rombongan grup-grup kesenian secara
berselang-seling.
6. Setelah pawai berkeliling melalui jalan-jalan
yang sudah ditentukan, maka pawai kembali lagi ke halaman pepundhen
Kedono-Kedini.
7. Begitu jolen diturunkan, maka diadakan perebutan
makanan biasanya oleh semua pengunjung.
8. Sedangkan tumpeng dan ayam panggang, sebagian
digunakan selamatan di situ dengan diawali keterangan maksud dan tujuan
diadakannya selamatan oleh juru kunci yang diberi kuasa pepundhen tersebut.
Lalu dibacakan doa secara agama Islam yang akhirnya dimakan bersama-sama.
Sebagian tumpeng dan ayam panggang dibawa pulang oleh pembawa jolen
masing-masing.
9. Upacara diteruskan dengan kesenian Tayub.
Biasanya seorang penari yang disebut Tayub yang sedang menari lalu diimbangi
menari oleh para kaum pria yang didahului oleh kepala desa.
10. Bersamaan tayub, maka semua kesenian yang
mengikuti pawai diharapkan untuk bermain / dipentaskan di halaman terbuka.
Adapun kesenian yang terdapat di daerah tersebut
yang biasa mengikuti upacara antara lain : kentrung, reog, kuda kepang, incling
dan dolalak.
C.Peta dan Akses
Jika anda ingin menyaksikan
kirab Jolenan yang dilaksanakan di Desa Somongari tersebut akses yang bisa anda
pilih sangat beragam,jika anda dari Jogjakarta dapat menggunakan transportasi
bus kemudian turun di Terminal Purworejo atau Kereta api dengan turun di
Stasiun Kutoarjo atau Jenar,setelah itu anda dapat naik angkot jalur A kearah
Pasar Baledono dan kemudian naik angkot lagi jalur Somongari.Ongkos yang anda
keluarkan relatif murah,tiket kereta berkisar Rp.8.000,bus berkisar Rp.30.000
dan angkot berkisar Rp.5.000 setiap jurusan.Setelah anda sampai di Somongari
anda tidak perlu membayar untuk menyaksikan Kirab Jolenan,hanya saja anda harus
rela berdesak-desakan karena yang menyaksikan selalu membludak setiap
tahunnya,karena yang datang bukan hanya dari wilayah Purworejo namun juga dari
luar daerah Purworejo.
D.Opini dan Himbauan
Kirab Jolenan adalah salah satu
wisata bersejarah di Purworejo yang harus dilestarikan,selain kita
dapatberkumpul untuk menyaksikan kita
juga dapat mengetahui betapa banyak pertunjukan budaya yang di pertnjukkan pada
acara Kirab Jolenan tersebut.Sebagai generasi muda sudah menjadi tugas kita
bersama ubtuk terus melestarikan budaya leluhur kita agar hingga anak cucu kita
nanti masih dapat menyaksikan acara-acara kebudayaan seperti Kirab Jolenan
tersebut.
Sumber:
www.google.com/maps/place/Somongari,+Kaligesing,+Purworejo+Regency,+Central+Java,+Indonesia